Dorong Percepatan Digitalisasi, INKA Hadirkan Bus Listrik ‘E-Inobus’
Dorong Percepatan Digitalisasi, INKA Hadirkan Bus Listrik 'E-Inobus'
Jakarta, BUMNCARE, selasa (13/4/2021) – PT INKA (Persero) turut serta dalam Pameran Virtual Hannover Messe (HM) 2021 atau HM21 mulai 12 sampai 16 April 2021.
Senior Manager Pengembangan Produk dan Teknologi PT INKA (Persero), Febry Pandu Wijaya mengatakan bahwa dalam Pameran HM21 ini, PT INKA (Persero) dengan 156 perusahaan lain turut serta dalam HM21 ini juga dalam rangka mendorong percepatan digitalisasi atau Making Indonesia 4.0.
Adapun produk yang ditampilkan dalam Pameran HM21 ini diantaranya adalah Bus Listrik “E-Inobus”.
“PT INKA mulai menerapkan Industri 4.0 dalam proses produksinya pada tahun 2017. Bersama dengan tim IT INKA, kami bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk merealisasikan penerapan Industri 4.0.
Konsep Configurable Virtual Workstation (CVWS) telah diusulkan oleh tim ITB sebagai implementasi yang lebih sesuai dari konsep Industry 4.0 di PT INKA tanpa mengubah industri menjadi mode otomatis penuh,” ungkap Febry, dalam keterangannya, Selasa (13/4/2021)
Febry mengaku, konsep CVWS Industri 4.0 ini juga akan diterapkan dalam proses manufaktur Bus Listrik “E-Inobus” dimana dengan diaplikasikannya konsep ini, kami dapat memantau kondisi shoop floor secara realtime, progress produksi yang lebih akurat, jam kerja operator, dsb.
“Sampai sekarang, tim IT INKA dan kami terus menyempurnakan aplikasi Industri 4.0 untuk proses produksi kami,” pungkasnya.
Sependapat dengan keberhasilan PT. INKA dalam percepatan pembangunan E – Inobus sebagai Produsen Bus Listrik milik perusahaan BUMN pertama di Indonesia, Direktur Eksekutife BUMN Care mengharapkan INKA bukan hanya mampu membangun industri mobil listrik yang canggih baik dengan penerapan sistem digital dan komputerize dalam memasuki era industri 4,0 di Indonesia.
Namun Erick juga berharap PT INKA mampu melakukan penyeimbangan dampak positip dari aspek pembangunan industri 4,0 yakni penerapan seluruh sistem komputerisasi dan cyber dalam memproduksi E – Inobus . Namun selaku perusahaan industri strategis milik BUMN yang juga memiliki missi sosisl ekonomis, INKA juga tetap di harap dapat menciptaksn lspangan kerja yang luas bagi tenaga ahli dan naker dalam negeri dengan tetap memperluas industri kontruksi dan fisik E – Inobus dengan tetap melibatkan jumlah pekerja dengan sistem padat tenaga kerja. Hal ini untuk.membantu menyerap tenaga kerja baru indonesia yang berasal dari politehnik ataupun SMK industri yang banyak membutuhkan lapangan kerja baru.
Selaku perusahaan industri strategis milik BUMN yang juga memiliki missi sosial ekonomis, INKA juga tetap di harapkan dapat menciptakan lapangan kerja yang luas bagi tenaga ahli dan naker dalam negeri, dengan turut memperluas industri kontruksi dan fisik E – Inobus yang dapat melibatkan jumlah pekerja dalam negeri dengan sistem padat kerja.
Hal ini untuk membantu penyerapan tenaga kerja baru yang berasal dari politehnik ataupun SMK industri yang banyak membutuhkan lapangan kerja baru, ungkap Erick.
Demikian pula dampak negatif lain industri 4,0 , di mana akan banyak peningkatan populasi di perkotaan akibat semakin banyak nya perpindahan penduduk dari pedesaan menuju kota yang menjadi kawasan industri 4,0 termasuk pabrik Bus E – Inobus INKA.
Hal penting lainnya adalah dampak dari penerapan teknologi dengan sistem cyber juga rentan atas berbagai serangan cyber. Dimana Industri bus listrik E-Inobus INKA juga mesti mampu menciptakan tehnologi pencegahan serangan cyber dari kompetitor luar dan mesti di update terus menerus teknologinya
(Agus Irawan)